Rabu, 13 November 2019

Tagar Reformasi Dikorupsi


Fitri Noviyanti

Indonesia tanah air Beta
Beta beli air di tanah air
Indonesia negeri agraris
Namun Ladang dan sawah terkikis
Petani memanen padi
Tapi tidak makan nasi
Nelayan mencari ikan
Namun sulit untuk makan

Indonesia negara hukum
Tapi keadilan bukan untuk yang miskin
Yang berjuang
Akan kalah dengan yang ber uang
Kakek ambil kayu bakar
Divonis 5 Tahun Penjara
Yang korupsi jalan-jalan keluar negeri

Undang-undang hak pendidikan warga negara
Hanya wacana saja
Anak-anak jualan koran
Atau hidup dijalanan
Sekolah bak pabrik industri
Kampus-kampus apalagi
Mahasiswa hanya pusing skripsi

Orang miskin dilarang sakit
Jaminan kesehatan jadi pajak
Bukanya terjamin malah terbebani

Indonesia
Aneka ragam suku ,ras dan budaya
Bineka Tunggal Ika
Namun darah antar suku merajalela
Perbedaan jadi pertikaian
Pilihan presiden jadi perpecahan
Eh presiden bergandengan tangan

Indonesia negara demokrasi
Yang demo pada mati
Di tanah ibu pertiwi

Pancasila hanya jadi hafalan
Nilai-nilai tak ditanamkan
Katanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Nyatanya keadilan sosial bagi penguasa Indonesia

Bengkulu, 13 November 2019

Selasa, 08 Oktober 2019

Sang Bulshittt




Dahulu Saya sering iri dengan teman-teman ketika orang tua menanyakan nilai rapot, atau hanya sekedar kamu belajar apa disekolah?
Sampai akhir kuliahpun saya berusaha cumluade tapi mereka juga tak tanya soal itu.
Namun saya yakin dan percaya bahwa kebagiaan mereka melihat saya bahagia serta harapan untuk hidup lebih layak dibanding mereka, Saya ingat kata ibu bahwa "kamu sekolah yang tinggi ya biar tak capek seperti ibumu dikebun".

Dari SD saya tak pernah dilarang jika berkegiatan alam bebas, yang penting saya seneng. Ketika SMP saya lebih mengundang ayah saya ke sekolah, ya saya fikir ayah saya lebih gaul lah
, ada2 saja kala itu,maafkan saya bu...

Ketika masuk SMK saya dibuat sakit hati oleh bapak saya, saya mengetahui bahwa dia memberikan yang pelicin ke sekolah agar saya diterima, tidak percayakah dengan kemampuan saya? Saya akan buktikan saya akan sekolah gratis disini bahkan sekolah yang akan membayar saya...
Dari kelas 2 sampai tamat Saya dapat beasiswa mulai dari beasiswa prestasi nasional maupun biasiswa ketika menjabat ketua Osis,di akhir sekolah bahkan masih ada biasiswa yang tidak saya ambil. Lagi-lagi perpisahan kali ini saya tidak mengundang ibu & bapak karena saya sedang marah karena kala itu memaksa membeli baju perpisahan ,padahal saya  ingat betul mereka sedang kesulitan ekonomi. Lebih lagi membuat saya depresi adalah saya tidak diperbolehkan kuliah di Institute Seni Yogyakarta impian dari kecil hingga luar biasa saya nyaris tak mau kuliah lagi... Namun Tuhan mempertemukan dengan psikiater yang menguatkan saya,yang paling saya ingat adalah "tetaplah berkesenian di Bengkulu" dari situ Saya sangat mencintai Bengkulu .

Bimbingan Konseling menjadi jurusan kuliah, dari pada tidak kuliah sama sekali, itung-itung juga pemulihan psikis. di Bimbingan Konseling saya serasa bukan kuliah, namun belajar kehidupan, yah misal lagi praktik Konseling sebenarnya saya cerita kehidupan saya.

Dua tahun berkuliah rasanya masih abstrak, mau ikut kegiatan kampus ormawanya sangat tidak  akhirjelas.Saya nya memilih organisasi ekstra kampus yaitu HMI , kala itu saya di FKIP Unib ya lumayan menurut saya bisa bergaul sama beda kampus, sampai berdirinya HMI dikampusku dimata beberapa orang-orang saya sangatlah memotivasi dan paling keren lah. Hahaha pede sekali, iya dong Ketum Kohati paling keren di Bengkulu.

Di akhir masa-masa di kampus saya tak mengikuti prosesi yudisium ,Saya malah ke Yogyakarta. Bagi saya tidak penting, namun ketika wisuda saya pulang karena ingin melihat kedua orang tua bangga. Sayang sekali hotel yang sempit membuat mereka di luar, melihat anaknya wisuda melalui layar. Sangat disesalkan sampai sekarang.

Semenjak itu saya berkata kepada diri bahwa "SAYA AKAN WISUDA LAGI" orang tua saya harus hikmat melihat anak perempuannya yang bandel ini wisuda lagi....

Sekarang saya hanylah sang Bulshitt , saya berusaha membahagiakan orang banyak namun bagaimana dengan orang tua saya?
Saya tidak mengerti, mereka sudah saya bahagiakan atau belum?
Saya selalu menunjukan kemampuan saya, tapi bagaimana dengan dirumah?
Bulshitttt sekali Saya ini...
Maafkan anakmu ini bapak ibu belum mampu membuat kalian duduk manis minum teh menikmati hujan, menikmati masa tua , disaat rambut kalian yang telah memutih seperti ini masih berusaha keras untuk hidup...
Maafkan anakmu yang Bulshitt ini , memandangmu saja tak tega, entahlah..
Doa selalu menyertaimu bapak ibu..
Maafkan anak perempuanmu


Akan di posting ketika tercapai

8 Oktober 2019

Sabtu, 05 Oktober 2019

Goresan Anakmu Ibu Pertiwi


Oleh M: Alfat Harahap

Hahahaha...
Syair indah itu menjadi multitafsir dikantong pengusa, dengan dompet tebalnya mampu membungkam anjing-anjing jalanan, anjing-anjing berseragam dan anjing-anjing peradilan. Hutan ditebang, dibakar dan disulap menjadi lahan perkebunan. Penguasa tertawa karna keuntungan masuk kedompetnya, Sedang Masyarakat menerima dampaknya. Banjir, tanah longsor dan kekeringan menjadi teror dan kutukan yang menghantui. Anak bayi mati bergelimpangan menghirup asap keserakahan oligarki. Dasar tak punya hati...
Sawah beralih fungsi menjadi perusahaan, kokoh berdiri beton-beton bangunan. Yang subur itu bukan padi dan tanaman, melainkan tembok perumahan dan ruko milik perorangan. Sawah terkikis dinegri agraris, bahan pokok harus mengemis dari negara tetangga. Sungguh ironis...
Gunung kehilangan kegagahannya, hanya menjadi tujuan wisata para milenial untuk berfoto lalu meng-upload di instastory nya. Pohonnya dijadikan kayu balok, batunya menjadi pondasi istana penguasa, tanahnya dikeruk karena menghalangi Emas Hitam/Batu Bara. Gunung terus diperkosa oleh bajingan tanpa rasa cinta kepada lingkungan. Buktinya tak ada upaya reboisasi dan restorasi lahan bekas tambang, dibiarkan rusak dan menjadi derita ibu Pertiwi. Inilah yang terjadi...
Lautan menjadi lumbung sampah para sampah masyarakat, dengan santai dan rasa tanpa bersalah beranggapan itu sudah biasa, telinganya tuli dan otaknya membeku. Tak digubris seruan aktivis, tak tergugah peringatan pemerintah, Dasar kalian semua, SAMPAH  !!!.
Hasil tangkapan berkurang bukan hanya perihal sampah, tapi juga ulah pencuri ilegal nelayan dan kapal-kapal tetangga. Satu upaya yang ku apresiasi dari cucu ibu Pertiwi, dengan tegas dan gagah berani berteriak TENGGELAMKAN  !!!.
Wahai ibu Pertiwi, aku berjanji nanti akan ada anak cucumu yang menghapus air mata itu, ialah semua teman-teman yang kini berada dihadapanku. Kami semua yang akan menjadi Agen of change, pemeran perubahan kearah lebih baik dan mengembalikan makna SIMPANAN KEKAYAAN seperti yang engkau harapkan.

Pantai Bengkulu, 05 Oktober 2019

Minggu, 09 Juni 2019

Puisi "Uniknya Kelemahan"

Karya: Shintia Lolita Sari


Aku perempuan
Katanya terlahir sebagai perempuan itu problematis
Makhluk lemah nan dramatis
Makhluk yang hanya menjadi pemuas nafsu lawan jenis

Aku perempuan
Katanya menjadi perempuan adalah beban
Penuh keterbatasan, banyak pengecualian bahkan kerap dikucilkan
Suaranya hampir tak pernah didengarkan
Eksistensinya hanya ketika dibutuhkan
Dan selalu butuh perlindungan
Itu katanya

Bukan kumbang lalu lalang yang berkicau
Bukan pula desis cemara dipuncak Krakatau
Sadarkah kita
Opini itu datang dan berkembang dari dalam diri kita sendiri
Pernyataan itu hidup dalam negeri
Mengkambing hitamkan patriarki yang katanya berasal dari laki-laki padahal mendarah
daging ditubuh kartini

Mari membuka diri
Kita kuat dengan saling memiliki
Tak perlu menuntut para menteri
Untuk menaikkan pamor diri

Saudaraku, saudara sesama perempuanku
Lihatlah betapa hebatnya seorang empu
Tidak sedikit yang berdiri kukuh
Mengangkat medali emas walaupun katanya terbelenggu

Mari tebar senyum sumringah
Dengan senantiasa berdiri gagah membantah petuah mereka
Bahwa kita tidaklah lemah
Bahwa tangan kita yang bergandengan laksana pasukan prajurit ditengah perang
Lebih kuat dari perlemahan yang berkamuflase sebagai undang-undang

Jumat, 31 Mei 2019

"Takir" Hidangan Khatam Quran Bebas Sampah


Foto : Linda Kurnia N
Lokasi : Desa Sidorejo

Takir adalah hidangan nasi gurih dengan campuran bumbu kacang  serta daging ayam dan kerupuk yang dibungkus dengan daun pisang, hidangan ini disajikan setahun sekali, tepatnya saat Khatam Quran setelah hampir sebulan melaksanakan tadarus Quran seusai sholat tarawih.

Takir adalah hidangan yang dinanti2 karena rasanya yang begitu enak, dengan aroma daun pisang yang khas dinikmati bersama-sama dalam rasa Syukur atas nikmat bulan Ramadhan.

 Takiran sudah ada sejak dahulu, bahkan sedari kecil di Bengkulu. Daerahku ini memang bukan asli Bengkulu, namun mayoritas adalah penduduk asli Jawa, dimana budaya ini dibawa dari Jawa

Di zaman yang serba praktis ini kami masih mempertahankan membungkus nasi dengan daun pisang, seperti yang kita tau bahwa tempat makan atau pengemasan makanan dalam sekala besar sekarang biasanya menggunakan sterofom atau plastik sejenis lainnya, ya karena praktis ga ribet, itu alasannya.

Namun dari data McKinesy and Co dan Ocean Conservasy bawasanya Indonesia menepati peringkat kedua penghasil sampah plastik di dunia Setelah China. Tentunya kita tidak boleh berbangga ya akan hal itu.kembali lagi pada topik.

Takir hidangan Khatam Quran bulan ramadhan yang harus tetap dilestarikan , dengan tetap membungkusnya dengan daun pisang, ini adalah upaya mengurangi sampah plastik yang kita tau bahwa plastik terurai Beratus bahkan beribu tahun. Minimnya pengelolaan sampah maka dari itu mulai dari sekarang kita kurangi penggunaan plastik. Daun pisang adalah cara yang bagi saya sangat efisien, selain ditempat saya tinggal mengambil dikebun, jika dipasar ini lebih murah dari pada plastik atau sterofom.

Mari kita Kampanyekan untuk mengurangi penggunaan plastik yang dapat menimbulkan sampah yang lama terurai. dimulai dari diri sendiri, Lingkungan dan Mulai dari Sekarang.

Takir semoga kita berjumpa di Ramadhan Tahun depan.

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa dengan tetap selalu Bersyukur

#Indonesiabebassampah

Fitri Noviyanti

Rabu, 01 Mei 2019

Banjir Merusak Sekolahku “Selamat Hari Pendidikan Nasional"


Oleh: Fitri Noviyanti
Foto : SD 04 Bang Haji Bengkulu Tengah

Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 2 Mei, bertepatan dengan hari ulang tahun Ki Hadjar Dewantara, pahlawan nasional yang dihormati sebagai bapak pendidikan nasional di Indonesia. Ki Hadjar Dewantara lahir dari keluarga kaya Indonesia selama era kolonialisme Belanda, ia dikenal karena berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu, yang hanya memperbolehkan anak-anak kelahiran Belanda atau orang kaya yang bisa mengenyam bangku pendidikan. Hari nasional ini ditetapkan melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.

Semboyan Ki Hajar Dewantara “Ing Ngarsa Sung Tulada (dari depan, seorang pendidik harus memberikan teladan yang baik). Ing Madya Mangun Karsa (dari tengah, seorang pendidik harus dapat menciptakan prakarsa atau ide). Serta Tut Wuri Handayani (dari belakang, seorang pendidik harus bisa memberi arahan). Makna dari semboyan tersebut sangatlah kompleks dalam Pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan secara sistematis dalam mewujudkan suasana belajar-mengajar agar para peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya. Dengan adanya pendidikan maka seseorang dapat memiliki kecerdasan, akhlak mulia, kepribadian, kekuatan spiritual, dan keterampilan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat. Lalu bagaimana Pendidikan pada zaman sekarang? Pada Hari Pendidikan Nasional tahun 2019 ini silahkan merefleksi masing-masing mengenai pendidikan saat ini, karena pada hari penulis ini tidak akan menggali mengenai hal tersebut. Silahkan lihat, rasakan serta simpulkan sendiri.

Bengkulu, pada hari ini 2 Mei 2019 Sekolahku SD Negeri 04 Bang Haji Desa Air Napal, Kecamatan Bang Haji Kabupaten Bengkulu Tengah  rusak dilanda banjir dan longsor pada Sabtu 27 April 2019 lalu bahkan beberapa kelas rata dengan tanah. Banjir dan longsor yang melanda Provinsi Bengkulu ini adalah yang terbesar, banjir melanda diantaranya Kota Bengkulu , Kabupaten Bengkulu Selatan, Kaur, Bengkulu Utara, Rejang Lebong, Lebong , Kepahiang dan Terparah Bengkulu Tengah. Akses antar kotapun lumpuh karna tanah longsor, jalan amblas dan juga jembatan putus. Dari  rilis media oleh Genesis Bengkulu banjir ini akibat mulai menurunnya daya serap kawasan terhadap air hujan yang saat ini menurun sehingga menyebebkan sungai meluap. Kawasan sungai telah dibebani dengan izin-izin perkebunan sawit serta pertambangan batu bara yang sebelumya kawasan ini adalah kawasan hutan sehingga hal ini menyebabkan banjir dan tanah longsor.

Bencana melanda Provinsi Bengkulu, bahkan sekolahku lalu lantah diterjang banjir. Pada hari pendidikan sebelumya biasanya kami merayakan dengan berterimakasih kepada guru dengan memberi ucapan, bunga, lomba maupun acara-acara lainnya, namun pada saat ini hari kami berduka. Sekolah rusak, buku-buku pelajaran terendam lumpur, sekolahpun libur, banyak ketertinggalan pelajaran bahkan terganggunya ujian sekolah. Trauma juga dirasakan bagi masyarakat dan anak-anak dimana rumah-rumah hanyut rusak bahkan rata dengan tanah. Ketakutan ketika kedepan akan terjadi lagi. Sudah saatnya kita semua menjaga Alam, apakah menunggu dampaknya baru muncul kesadaran?

Teruntuk para penguasa, hentikan perizinan Tambang dan perkebunan dalam skala besar di Kawasan Hutan Bukit Barisan, hentikan eksploitasi sumber daya alam berbasis industri ekstratif agar kedepannya tidak terjadi banjir dan tanah longsor yang lebih parah. Akibat kepentingan individu dalam memperkaya diri sehingga banyak merugiikan rakyat seperti sekarang ini. Sebagai wakil rakyat seharusnya berdiri atas kepentingan rakyat, jangan hanya sibuk memperkaya diri, bahkan apakah sekarang sibuk dalam memperebutkan kursi rakyat? Pilpres? Atau sibuk kajian pindah ibu kota negara?

Banyak sekolah-sekolah yang rusak, rumah, serta sarana umum lainnya, SD 04 kecamatan Bang Haji adalah salah satu dari sekian banyak sekolah yang rusak akibat banjir. Mereka para anak bangsa harapan para orang tua ingin menjadi anak yang cerdas dan membagakan keluarga, mereka hanya ingin sekolah kembali seperti biasanya dengan bangunan yang layak, buku-buku pelajaran, suasana kelas yang nyaman serta berharap tidak akan terjadi bencana lagi, trauma memang sangat dirasakan, namun kita semua harus bangkit serta  harapan bahwa kita semua sadar dan dapat menjadi garda terdepan dalam menyelamatkan dan melestarikan hutan untuk kehidupan yang akan datang dan tidak ada lagi bencana akibat ulah manusia.

Salam Lestari..

Selamat Hari Pendidikan Nasional
Dari sekolah-sekolah Terdampak Bencana

Bengkulu, 02 Mei 2019

Jumat, 19 April 2019

Perjalanan Pulang

Disepertiga malam matahari terang,
Turut hadir bintang-bintang,
Kudapun masih berlalu lalang,
Dalam perjalanan pulang,
Beribu harapan,
Beribu kekecewaan,
Beribu pertikaian,
Petani , buruh dan nelayan,
Mengharapkan kesejahteraan,
Sedang yang mengkaji dengan kecerdasan,
Mereka dilanda kekecewaan,
Yang hidup dalam dunia Maya sibuk cuitan,
Bersaudarapun lalu bermusuhan,
Sangat melelahkan,
Namun hari tak kunjung larut malam,
Bahkan tak hujan...

#07
Kabawetan, 18 April 219
02.15 WIB
F.N

Selasa, 26 Maret 2019

Dalam Purnama Maret



Ku suarakan isu-isu perempuan,
Dari kekerasan juga penindasan
Menyuarakan gerakan kesetaraan,
Sebagai bentuk perlawanan,

Ku beritakan pula asap-asap dihutan,
Yang semestinya dilestarikan,
Untuk menjaga keseimbangan alam,

Tak tertinggalan aliran sumber kehidupan,
Menjaganya adalah kewajiban,
Untuk hidup berkepanjangan,

Terakhir akan ku tuliskan,
Untuk berterimakasih kepada Tuhan,
Atas segala ciptaan,
Dan teruntuk kau yang telah dilahirkan,

Selamat Ulang Tahun

Bengkulu, 26 Maret 2019
Fitri Noviyanti
#07

Kamis, 07 Maret 2019

Sosialisasi Pemilu Serentak 2019 KPU Kepahiang Bekerjasama dengan Karang Taruna Bandung Baru Kecamatan Kabawetan

(Foto istimewa)

Sosialisasi Pendidikan Pemilu Tahun 2019 Kamis, 7 Maret 2019 KPU Kabupaten Kepahiang melalui Relawan Demokrasi bekerjasama dengan Karang Taruna "Taruna Jaya" Desa Bandung Baru Kecamatan Kabawetan, kabupaten Kepahiang disambut antusias warga mulai dari pemuda, perangkat desa serta warga masyarakat.

Sosialisasi Pendidikan Pemilu yang disampaikan langsung oleh Komisioner Kabupaten Kepahiang Bapak Supran Efendi dan Bapak Nur Hasan diikuti warga dengan antusias, Pemilu serentak yang akan dilaksanakan pada hari Rabu, 17 April 2019 Sangat perlu diadakannya sosialisasi, pasalnya pemilu serentak pada tahun ini masyarakat akan mencoblos 5 Surat suara di antaranya warna Abu-abu untuk surat suara Presiden, warna Kuning untuk DPR RI, warna Merah DPD RI, warna Biru DPRD Provinsi serta Warna Hijau untuk DPRD Kabupaten/Kota. Banyaknya surat suara serta hal-hal teknis seperti pindah memilih, pemilih yang tidak bisa datang ke TPS,dan lain-lain sangat perlu untuk diketahui. Dalam sosialisasi bapak Supran Efendi selaku narasumber berpesan  agar bapak-bapak/ibu yang hadir dalam sosialisasi dapat menyampaikan kepada masyarakat lain yang belum sosialisasi, selain itu bapak Nur Hasan juga menyampaikan bahwa masyarakat jangan golput dan jangan menerima uang maupun barang dari caleg untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan jikalau ada hal tersebut menghimbau agar masyarakat dapat melapor ke Pengawas Pemilu. Karang taruna Bandung Baru Gilang Wahyu.S juga menyampaikan terimakasih kepada KPU Kabupaten Kepahiang atas kerjasama sosialisasi , diharapkan pemuda dapat berperan aktif dalam mensukseskan Pemilu Serentak Tahun 2019.

Sosialisasi Pendidikan Pemilu diharapkan dapat menekan angka Golput dan meningkatkan partisipasi pemilih dalam Mencapai Target 80% di Kabupaten Kepahiang.

Fitri Noviyanti
Relawan Demokrasi

Kamis, 21 Februari 2019

Kurangi Penggunaan Plastik Kresek (mangko Idak nyampah)


Oleh : Fitri Noviyanti
Foto : ithajer.con

Hari Peduli Sampah Nasional yang diperingati 21 Februari 2019, berawal dari kejadian longsor sampah di TPA Leuwigajah Jawa Barat, pada tanggal 21 Januari 2015 yang menimbun puluhan rumah dan menewaskan 100 Jiwa yang disebabkan oleh pengelolaan sampah yang buruk dan untuk pertama kalinya mencanangkan Kementrian Negara Lingkungan Hidup pada tanggal 21 Februari 2006 sebagai hari Peduli Sampah Nasional.

Bagaimana Permasalahan sampah saat ini ?
Indonesia menempati peringkat ke dua penyumbang sampah plastik dilaut terbesar Dunia setelah China(www.sampahmuda.com), belum lagi sampah di sungai maupun pengelolaan TPA yang buruk. Setiap hari manusia menyumbangkan sampah terutama plastik. Himbauan untuk tidak membuang sampah dan tersedianya tempat sampah merupakan upaya penanggulangan, seharusnya upaya pencegahan lebih di prioritaskan.

Indonesia dengan jumlah penduduk hingga 225 juta setiap hari menghasilkan sampah baik organik maupun anorganik dengan perbandingan jumlah hampir sama. Permasalahan utama adalah kesadaran masyarakat akan membuang dan memproses serta memilah sampah masih sangat rendah dengan didukung sistem pengelolaan sampah yang masih buruk.

Jumlah sampah yang dihasilkan setiap hari di Indonesia hingga mencapai 11,330 ton per hari. Jika diambil rata-rata maka setiap orang menghasilkan sampah sebesar 0.050 Kg per hari. Jika jumlah sampah itu dihasilkan dalam hitungan hari tinggal dikalikan dengan tahun, maka sampah yang dihasilkan hingga mencapai 4.078.800 ton.

Berapa lama sampah non organic bisa dihancurkan oleh alam?
Agar alam bisa menguraikan atau menghancurkan sampah anorganik diperlukan waktu yang lama:

1.plastik diperlukan waktu 50 - 100 tahun untuk terurai
2.puntung rokok 10 tahun
3.kaleng soft drink (alumunium) 80 - 100 tahun
5.kardus 5 bulan
6.kulit jeruk 6 bulan
7.kulit sepatu 25 - 40 tahun
8.kertas 2 - 5 bulan, 9.baterai 100 tahun
10.sterofoam tidak dapat diuraikan
11.almunium 80 - 100 tahun
12. plastik (bungkus detergen dll) 50 - 80 tahun
13. kantung plastik (tas kresek) diperlukan waktu 10 hingga 20 tahun untuk hancur.

Apa jadinya lingkungan atau bumi kita ini kalau setiap orang orang membuang sampah sembarangan, pasti akan jadi planet sampah. Plastik saja baru bisa hancur setelah 50 sampai 100 tahun, bahkan strefoam ternyata tidak bisa hancur.

Kesadaran masyarakat meganai sampah harus tertanam untuk mengurangi sampah dengan contoh belanja tidak menggunakan plastik bisa diganti dengan tas kain, atau mengurangi dari pemakaian plastik yang berlebihan, selain itu penggunaan pembalut atau popok bayi bisa di alihkan dengan pembalut/popok bayi yang bisa dicuci, memilih produk yang meminimalisir penggunaan plastik/ produk isi ulang dan sebagainya. Kesadaran dalam kesehatan juga penting, karena dampak yang ditimbulkan oleh sampah seperti pencemaran lingkunganl yang dapat menyebabkan penyakit gatal-gatal dan lain-lain.

Mari Kampanyekan untuk mengurangi/tidak menggunakan plastik, mari bersama-sama menyelamatkan Bumi untuk anak cucu kita nanti.
Mulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan dan.
Mulai dari sekarang

Sumber :
Petungsewu Widllife Education Center (P-WEC)

www.sampahmuda.com

Bengkulu , 21 Februari 2019
19.32 WIB

Rabu, 06 Februari 2019

Kekerasan terhadap Perempuan! Aku pernah menjadi Korban


Saya yakin banyak perempuan yang mengalami kekerasan baik itu seksual, fisik,psikis dll,
Data yang dikeluarkan oleh Lembaga perempuan seperti Komnas Perlindungan Perempuan dan anak serta lembaga lainnya adalah data mereka (korban) yang melaporkan kepada lembaga tersebut atau ke pihak berwajib.
Saya yakin bahwa masih banyak perempuan yang enggan bercerita, karena berbagai alasan  seperti AIB dan  sebagainya. Mitos keperawanan dan pemerkosaan menyudutkan korban kekerasan seksual dan enggan melapor karena takut alami kekerasan lanjutan dari masyarakat. Saya adalah salah satunya, dari dulu saya hobi berkemah ,ketika SMA saya berkemah pada acara Akbar ,artinya melibatkan banyak extrakurikuler, dengn rasa percaya saya tidur diruang salah satu kelas, belum terlalu tertidur sekumpulan pelajar laki-laki datang ke kelas itu, saya sendirian.. saya fikir mereka ya mau istirahat, namun sekitar 6 orang mengerumuni saya, kaki saya disentuh dengan bambu,  saya diam dan ketakutan selain itu mereka juga berkata yang tidak-tidak soal saya, hingga ketika bambu itu menyentuh bagian dari tubuh saya, saya memberanikan diri melawan dan lari menangis sambil minta tolong. Sangat marah teman2 dari organisasi saya melihat kondisi ini sampai mereka berkelahi membawa pisau..
Akhirnya tengah malam permasalahan ini diselesaikan, jujur saya merasa terpojok lagi-lagi karena tidak ada saksi yang melihat ini tidak cukup kuat, selain itu pihak yang menyelesaikan bilanv bahwa ini daerah tempat anak laki-laki (pelaku) jadi dari pada urusan panjang , damai saja..
Saya menangis dan tak bisa berbicara, ingin sekali rasanya saya membacok para pelaku, Tapi waktu itu saya tidak bisa berbuat apa-apa...
Saya sempat trauma akan hal itu,namun saya harus bangkit.

Semenjak kejadian itu saya berusaha membentengi diri dengan membuktikan bahwa perempuan kuat, bahwa perempuan mampu dan tidak bisa dilecehkan, saya fikir perempuan harus cerdas dan berprestasi, saya buktikan itu dengan memimpin di setiap organisasi yang saya ikuti. Saya tidak mau kalah dengan laki-laki, saya fikir perempuan juga mampu..
Namun selain itu saya juga tidak mau berpacaran sampai saat ini, yah pernah pacaran paling lama 4 bulan, bagi saya pacaran menakutkan , masih seputaran soal kekerasan.. bahkan saya tidak mau menikah banyak faktor yang mempengaruhi hal ini, namun saya berusaha untuk menyadarkan diri..

Saya beruntung bisa kuliah bimbingan konseling yang awalnya kesasar jurusan namun Alhamdulillah  ini kuliah kehidupan, saya konseling dengan otomatisnya.

Kembali lagi pada kekerasan seksual, akhir-akhir ini banyak sekali kasus disekitaran daerahku bahkan sudah marak terjadi, terakhir anak SD yang sudah 2 tahun dicabuli oleh tetangga rumahnya sampai alat kelaminnya sudah seperti orang yang pernah melahirkan, ini di daerah saya, dikhasus sebelumnya saya ikut serta dalam penanganan , tapi tindak lanjut jangka panjang terkendala karena jarak, namun saya tetap memantau.

Pendidikan seks memang diperlukan terhadap anak-anak, berbicara seks bukan hal yang tabu untuk dibicarakan, seseorang harus mengetahui sejak dini bagian tubuh yang tidak boleh dipegang...

Kepada teman-teman bercerita dan berbagi itu bukanlah suatu yang mengerikan, dengarkan jika ada korban, lapor jika kita, mengalami dan melihat kekerasan..

Korban kekerasan , pemerkosaan kalian suci, siapa bilang tidak suci karena pernah diperkosa dll lantas kamu tak suci?
Tidak..!
Itu soal fisik yang ketika mati akan membusuk, namun tidak dengan kesucian fikiran..

Fitri Noviyanti
Kabawetan, 06 Februari 2019

Minggu, 03 Februari 2019

Milad ke-72 : HMI untuk Umat dan Bangsa, Dualisme PB HMI Sudahilah!


Oleh : Fitri Noviyanti


Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah organisasi  mahasiswa islam tertua di Indonesia, didirikan di Yogyakarta pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H atau bertepatan 5 Februari 1947, didirikan oleh Ayahanda Lafran Pane beserta 14 orang Mahasiswa Sekolah Tinggi Islam yang sekarang telah menjadi Universitas Islam Indonesia.  Usia yang tidak muda lagi, tepat pada 5 Februari 2019 ini HMI berusia 72 tahun, usia yang bila dijadikan notasi usia cukup disebut dewasa dan penting untuk menjadi wahana refleksi HMI dalam menyusun fungsinya sebagai organisasi perkaderan dan perannya sebagai organisasi perjuangan. HMI telah melahirkan kader-kader pemimpin bangsa, baik tingkat daerah maupun nasional dan dalam berbagai bidang baik peerintahan, politik, ekonomi dan lainnya. HMI dalam sejarahnya tidak lepas dari bangsa indonesia salah satu tujuan awal HMI adalah Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Lalu bagaimana dengan HMI pada hari ini?

Sebagai organisai yang besar serta kejayaan masa lalu merupakan histori HMI yang takkan hilang dari benak setiap kader, tapi akan menjadi beban organisai ketika eksistensi tersebut tidak bisa dipertahankan. Dinamika di HMI merupakan warna tersendiri dalam organisasi, konflik internal baik ditingkat PB, BADKO, Cabang maupun Komisariat pun sering terjadi, pada hari ini seperti kembali mengulang kemelut di tubuh PB HMI periode 2002-2004, dualisme dalam HMI terjadi pada kongres ke-23 di kalimantan timur pasca ditetapkan ketua umum PB HMI Kholis malik, pada kongres tersebut secara tertulis ketum terpilih tidak lagi bersetatus mahasiswa, sehingga diadakan kongres luar biasa dan ditetapkan pjs ketum PB Muclis yang sebelumnya adalah sekretaris Jendral, dalam konflik ini tidak ada satupun yang ingin mengalah, ketum terpilih masih tetap menganggap bahwa dirinya adalah ketum PB HMI begitu juga dengan Pjs Ketum PB.

Rasanya pada hari ini terulang kembali peristiwa dualisme, tidak begitu faham soal konflik di internal PB HMI saat ini dan tidak  mau tau (menyita waktu), terlepas dari konflik yang hari ini sedang terjadi di PB HMI, sementara pengurus komisariat berjuang dalam perekrutan kader , berjuang dalam mensukseskan basic training , berjuang dalam penanaman nilai-nilai Ke-HMIan, dalam perkaderan, berjuang membela rakyat , bahkan jika belum pikun masih ingatkah tertembaknya Kader HMI di Bengkulu “Adikku” Kabid PTKP HMI Komisariat Unihaz ,ada yang tau bagaimana kondisinya? Apakah kalian tau satu semester ini dia tak menjalankan proses akademik karna pemulihan kakinya? Ada yang bisa merasakan kondisi psikisnya? Bahkan  pasca penembakan yang terjadi pada 18 September 2018 sampai dengan saat ini tidak ada kejelasan dari pihak manapun. Dalam kondisi seperti ini masih sibuk berebut KEKUASAAN? Xxxxxxxx membenarkan kelompok masing-masing bahkan parahnya dualisme ini terjadi pada MPK PB HMI yang seharusnya menjadi penyelamat organisasi. lantas siapa yang akan menjadi penengah. Bagaimana mau menjaga keutuhan NKRI jika tak mampu menjaga keutuhan organisasi.

Pendiri HMI ayahanda Prof. Drs. H Lafran Pane, yang juga Ketua Umum PB HMI  Pertama dengan iklas menyerahkan jabatan Ketua Umum PB HMI kepada M.S. Mintaredja karna anggapan seolah-olah HMI hanya untuk mahasiswa STI yang sekarang UII, lafran pane menunjukan jiwa besarnya dengan ikhlas demi kepentingan HMI di masa mendatang, beliau berfikir jangka panjang yang hasilnya dimana semua generasi penerus dapat mewarisi HMI. Harapan bahwa pada hari ini masih ada pemikiran yang sama seperti Lafran Pane, kesampingkan Ego untuk kepentingan bersama, HMI masih akan meregenersi. Mari sama-sama merefleksi baik diri maupun organisai, masih banyak tugas kita bersama demi terwujudnya masyarakat adil makmur yang di Ridhoi Allah SWT. Mari meneladani Almarhum Lafran Pane serta mengaplikasikan nilai-nilai perjuangan HMI dalam visi keumatan dan kebangsaan. HMI sebagai organisasi perjuangan, HMI diharapkan dapat menjadi garda terdepan saat melihat penindasan tanpa memandang suatu golongan apapun, bukan malah sibuk dengan kepentingan kekuasaan.

Dari dulu HMI satu
Sekarangpun masih satu
Yang akan datangpun HMI satu
Karna HMI Pemersatu

Selamat Milad Himpunanku ke-72 semoga tetap konsisten dalam berjuang untuk umat dan bangsa, semoga tetap tertanam nilai-nilai Keislaman, Kemahasiswaan dan Keindonesiaan, serta tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bengkulu, 03 Februari 2018

Fitri Noviyanti
Kader HMI Komisariat Unihaz Bengkulu


Sumber :Aguusalim Sitompul, 44 Indikator Kemunduran HMI

Selasa, 15 Januari 2019

Memilih Pemimpin Berkualitas, Not Money Politics




Oleh : Fitri Noviyanti

Pemilan Umum (Pemilu) untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden 2019 kurang lebih tinggal 2 bulan lagi. Dalam agenda yang telah disepakati pemerintah, DPR dan KPU,  Pemilihan Umum untuk memilih calon Anggota DPR, DPD, DPRD dan Calon Presiden-wakil presiden akan digelar serentak pada 17 April 2019.

Namun, rangkaian tahapan menuju Pilpres dan Pileg sebetulnya sudah mulai sejak tahun lalu, tepatnya pada  1 Oktober 2017 yang dimulai dengan verifikasi Partai Politik peserta pemilu. Agenda berikutnya terkait pasangan Capres-dan Wapres adalah Pengajuan bakal Capres-cawapres yang berlangsung pada Agustus 2018, disusul dengan Penetapan calon Presiden dan wakil presiden pada September 2018. Sedangkan, Masa kampanye dimulai sekitar 13 Oktober 2018 sampai 13 April 2019.

Saat ini, peserta pemilu, dalam hal ini partai-partai politik sudah mulai intens mempersiapkan diri untuk perhelatan besar politik baik Pilkada serentak 2018 maupun Pilpres 2019. Konsolidasi internal, komunikasi antar elit, komunikasi politik, pendekatan ke masyarakat sudah semakin intens. Berbagai bentuk kampanye pun sudah dilakukan mulai dari Media massa, media cetak, kunjungan-kunjungan bahkan blusukan ke pasar-pasar. Hal ini dilakukan sebagai upaya dalam mencari suara dalam Pilpres.

Berangkat dari pemilu sebelumnya dalam mendapatkan suara dari masyarakat berbagai cara pun kerap dilakukan, salah satunya adalah politik uang. Sejak memantau penyelenggaraan pemilu pada Pemilu 1999, 2004, 2009, dan 2014, terjadi lonjakan parah dalam pelanggaran politik uang. Pada Pemilu 2009 lalu, ditemukan 150 kasus pelanggaran politik uang, dan pada tahun ini, jumlahnya naik dua kali lipat yaitu 313 kasus. Pemantauan ICW di 15 provinsi menggambarkan masih maraknya pelanggaran politik uang dalam Pemilu Legislatif 2014. Jumlahnya naik dua kali lipat dibandingkan Pemilu Legislatif 2009. Berdasarkan wilayah pemantauan, Banten menduduki urutan pertama dengan 36 pelanggaran politik uang. Riau dan Bengkulu menyusul dengan jumlah yang sama, yaitu 33 kasus, diikuti Sumatera Barat dengan 30 kasus, dan Sumatera Utara dengan 29 kasus. Padahal sudah jelas dan di atur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada.

Pada Pasal 187A ayat (1), Undang-Undang tentang Pilkada diatur, setiap orang yang sengaja memberi uang atau materi sebagai imbalan untuk memengaruhi pemilih maka orang tersebut dipidana penjara paling singkat 36 bulan dan paling lama 72 bulan, plus denda paling sedikit Rp 200 juta hingga maksimal Rp 1 miliar.

Pada Pasal 187A ayat (2), diatur ketentuan pidana yang sama diterapkan kepada pemilih yang dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum, menerima pemberian atau janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Namun mengapa hal ini masih terjadi?

Penyebab mengapa politik uang masih terjadi yakni kurangnya kesadaran hukum, artinya ini bukan hanya menjadi tugas pengawas pemilu namun juga penegak hukum. Target politik uang biasanya di daerah-daerah yang tingkat pendidikannya rendah, Dimana kurangnya pemahaman hukum yang masih rendah membuat mereka menerima uang, namun sepertinya sekarang bahkan orang yang berpendidikan dan sadar hukum pun berkemungkinan menerima uang dari kandidat yang akan maju. Selain itu faktor ekonomi juga mempengaruhi politik uang, dimana kurangnya pendapatan memungkinkan masyarakat menerima politik uang, seperti dari wawancara beberapa masyarakat yang mengatakan "lebih baik dikebun kerja dapat uang, dari pada memilih presiden nggak dapat uang" ada juga "siapa yang memberi uang, itulah yang saya pilih". Artinya masih banyak masyarakat yang tergiur akan politik uang, jika terus dibiarkan hal ini akan membudaya dan merusak bangsa. Memilih pemimpin berkualitas hendaknya memang dilihat dari kualitasnya sehingga nantinya akan berdampak pada kemajuan bangsa.

Upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah politik uang adalah :
1.Peningkatan pendidikan masyarakat agar lebih mampu memahami aturan-aturan hukum yang ada.

2. Penanaman budaya malu melakukan pelanggaran hukum

3. Penanaman budaya taat hukum lewat pembinaan kesadaran hukum dan pemberian teladan taat hukum

4. Pembinaan tentang paradigma nasional dan tanggungjawab sebagai warga negara.

Sehingga diharapkan dapat terwujudnya Pemilu yang berkualitas dan bebas politik uang, Terpilihnya Presiden, DPR, DPD, dan DPRD yang berkualitas. Terwujudnya demokrasi yang genuine serta Terwujudnya stabilitas nasional.


Sumber Foto : Lintaskatulistiwa.com

Sabtu, 05 Januari 2019

"Teriakan Si Bisu"


Oleh : M. Alfath Harahap


Aku tak pandai berpuisi
Hanya bisa menanggapi Perihal tulisan yang kubaca ini,
Jikalau engkau menuliskan dari sudut pandang mahasiswi, kan ku ungkap teriakan anak kuliah yang tak paham urusan tentang keadaan negeri.

Ada yang bilang negeri ini negeri subur, tapi kelaparan dan gizi buruk masih merajalela dibagian timur.

Tanah surga katanya, tapi orang asing dan penguasa yang menikmati hasil alamnya, pribumi banyak menjadi penjaga sahaja.

Tongkat kayu dan batu jadi tamanan ?
Jikalau itu benar, apakah itu salah satu alasan hutan yang katanya menjadi paru-paru bumi kini banyak yang berasap ?
Karena beranggapan mudah untuk menciptakan hutan baru, ya hutan sawit dan karet yang sekali lagi dikuasai orang asing yang bermodal.

Kita hanya menjadi penonton setia,
Bukan karna tak bisa
Tapi rasa malas itu merajalela
Menjelma jadi budaya
Seakan tak berefek bagi mereka.
Tanpa sadar membuat mereka menjadi budak dirumahnya.

Mereka lebih suka memperdebatkan perihal AGAMA dan pilihan PRESIDENnya.
Mencaci
Mencela
Menghina
Mengyesatkan
Bahkan mengkafirkan orang yang tak sejalan dengan pemikirannya.

Entah lupa atau tak paham makna BHINEKA TUNGGAL IKA.

Itu semua problematika yang tak tahu harus kutanyakan pada siapa.
Haruskah aku mabuk sampai tak berdaya agar imajinasiku mampu bertanya pada TUHAN sang pencipta.

Bengkulu, 06 Januari 2018

Jumat, 04 Januari 2019

"Bukan Catatan Seorang Demonstran"



Masih ingin kududuki bangku Perguruan Tinggi
Menikmati dinamika Mahasiswi
Berkegiatan seni, diskusi dan berorganisasi
Ber Orasi ditengah hujan dan terik matahari
Berkegiatan sana sini
Pergi pagi-pagi
Pulang larut malam hari
Sampai kadang lupa makan nasi

Sungguh nikmat sekali
Hidup ini memang harus dinikmati
Sebenarnya aku tak ingin cepat-cepat pergi
Kenormalan belajar membuatku tak ada alasan lagi
Untuk terus menua disini
Ditambah pasar kampus yang semakin tinggi
Dan aku belum mampu menghidupi diri

Aku bukan anak bidik misi
Tidak juga berprestasi
Aku adalah anak petani kopi
Aku hanya tau diri
Aku yang hidup dari kopi
Yang katanya banyak filosofi
Yang setiap hari banyak sabda soal secangkir kopi

Katanya lulus perguruan tinggi
Membuatku lupa diri dengan gaji
Membuatku lupa pada negeri ini
Membuatku tak turun aksi

Masa mahasiswi
Yang katanya memperjuangkan kaum Mustadafi
Dengan toa ditangan kiri
Bersuara lantang didepan polisi.

Lagi-lagi menarik sekali
Namun aku bukanlah Soe Hok Gie
Yang selalu kuat dalam mendaki
Lalu menulis untuk mengkritik negeri ini
Serta menuangkannya dalam puisi

Aku bukan pendaki
Bukan juga pembuat puisi
Apalagi mahasiswi
hanya saja aku suka menyendiri
Bukan tampa alasan aku pergi
Karna aku menyadari
Jika aku menuakan skripsi
Aku menindas mereka yang membiayai
Aku memang belum mampu memberi
Namun setidaknya aku berusaha tak membebani

~Fitri Noviyanti
Bengkulu, 04 Januari 2018
21.54 WIB

Surat Izin Mimpi

Untukmu yang masih menjadi rahasia Tuhan namun sudah tertulis di Lauhul Mahfuz Ini adalah mimpiku yang tanpa kudiskusikan kepadamu dahulu. T...