Sabtu, 05 Oktober 2019

Goresan Anakmu Ibu Pertiwi


Oleh M: Alfat Harahap

Hahahaha...
Syair indah itu menjadi multitafsir dikantong pengusa, dengan dompet tebalnya mampu membungkam anjing-anjing jalanan, anjing-anjing berseragam dan anjing-anjing peradilan. Hutan ditebang, dibakar dan disulap menjadi lahan perkebunan. Penguasa tertawa karna keuntungan masuk kedompetnya, Sedang Masyarakat menerima dampaknya. Banjir, tanah longsor dan kekeringan menjadi teror dan kutukan yang menghantui. Anak bayi mati bergelimpangan menghirup asap keserakahan oligarki. Dasar tak punya hati...
Sawah beralih fungsi menjadi perusahaan, kokoh berdiri beton-beton bangunan. Yang subur itu bukan padi dan tanaman, melainkan tembok perumahan dan ruko milik perorangan. Sawah terkikis dinegri agraris, bahan pokok harus mengemis dari negara tetangga. Sungguh ironis...
Gunung kehilangan kegagahannya, hanya menjadi tujuan wisata para milenial untuk berfoto lalu meng-upload di instastory nya. Pohonnya dijadikan kayu balok, batunya menjadi pondasi istana penguasa, tanahnya dikeruk karena menghalangi Emas Hitam/Batu Bara. Gunung terus diperkosa oleh bajingan tanpa rasa cinta kepada lingkungan. Buktinya tak ada upaya reboisasi dan restorasi lahan bekas tambang, dibiarkan rusak dan menjadi derita ibu Pertiwi. Inilah yang terjadi...
Lautan menjadi lumbung sampah para sampah masyarakat, dengan santai dan rasa tanpa bersalah beranggapan itu sudah biasa, telinganya tuli dan otaknya membeku. Tak digubris seruan aktivis, tak tergugah peringatan pemerintah, Dasar kalian semua, SAMPAH  !!!.
Hasil tangkapan berkurang bukan hanya perihal sampah, tapi juga ulah pencuri ilegal nelayan dan kapal-kapal tetangga. Satu upaya yang ku apresiasi dari cucu ibu Pertiwi, dengan tegas dan gagah berani berteriak TENGGELAMKAN  !!!.
Wahai ibu Pertiwi, aku berjanji nanti akan ada anak cucumu yang menghapus air mata itu, ialah semua teman-teman yang kini berada dihadapanku. Kami semua yang akan menjadi Agen of change, pemeran perubahan kearah lebih baik dan mengembalikan makna SIMPANAN KEKAYAAN seperti yang engkau harapkan.

Pantai Bengkulu, 05 Oktober 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat Izin Mimpi

Untukmu yang masih menjadi rahasia Tuhan namun sudah tertulis di Lauhul Mahfuz Ini adalah mimpiku yang tanpa kudiskusikan kepadamu dahulu. T...