Foto : Linda Kurnia N
Lokasi : Desa Sidorejo
Takir adalah hidangan yang dinanti2 karena rasanya yang begitu enak, dengan aroma daun pisang yang khas dinikmati bersama-sama dalam rasa Syukur atas nikmat bulan Ramadhan.
Takiran sudah ada sejak dahulu, bahkan sedari kecil di Bengkulu. Daerahku ini memang bukan asli Bengkulu, namun mayoritas adalah penduduk asli Jawa, dimana budaya ini dibawa dari Jawa
Di zaman yang serba praktis ini kami masih mempertahankan membungkus nasi dengan daun pisang, seperti yang kita tau bahwa tempat makan atau pengemasan makanan dalam sekala besar sekarang biasanya menggunakan sterofom atau plastik sejenis lainnya, ya karena praktis ga ribet, itu alasannya.
Namun dari data McKinesy and Co dan Ocean Conservasy bawasanya Indonesia menepati peringkat kedua penghasil sampah plastik di dunia Setelah China. Tentunya kita tidak boleh berbangga ya akan hal itu.kembali lagi pada topik.
Takir hidangan Khatam Quran bulan ramadhan yang harus tetap dilestarikan , dengan tetap membungkusnya dengan daun pisang, ini adalah upaya mengurangi sampah plastik yang kita tau bahwa plastik terurai Beratus bahkan beribu tahun. Minimnya pengelolaan sampah maka dari itu mulai dari sekarang kita kurangi penggunaan plastik. Daun pisang adalah cara yang bagi saya sangat efisien, selain ditempat saya tinggal mengambil dikebun, jika dipasar ini lebih murah dari pada plastik atau sterofom.
Mari kita Kampanyekan untuk mengurangi penggunaan plastik yang dapat menimbulkan sampah yang lama terurai. dimulai dari diri sendiri, Lingkungan dan Mulai dari Sekarang.
Takir semoga kita berjumpa di Ramadhan Tahun depan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa dengan tetap selalu Bersyukur
#Indonesiabebassampah
Fitri Noviyanti

Tidak ada komentar:
Posting Komentar