Soal HATI Dan KOHATI
oleh : Fitri Noviyanti
Berbicara soal
korps HMI-Wati yang di singkat KOHATI, adalah
lembaga khusus perempuan di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) didirikan pada
tanggal 2 Jumadil Akhir 1386 Hijriah bertepatan dengan tanggal 17 September 1966
Masehi pada Kongres VIII di Solo dengan tujuan terbinanya muslimah yang
berkualitas insan cita. Mengenal KOHATI dan bahkan menjadi pengurus KOHATI awalnya karna berdirinya Komisariat baru di
Kampus, baru lulus LK I dan masih awam soal HMI apalagi KOHATI tiba-tiba
langsung menjadi Kabid Pemberdayaan Perempuan yang otomatis menjadi Ketua Umum
KOHATI, namun hal itu membuat terus ingin belajar dan mencari tau apa itu
KOHATI.
Saking polosnya banyak
sekali pertanyaan muncul mengapa harus ada KOHATI? Permasalahan gender kan
tidak perlu diwadahi dalam lembaga khusus, cukup HMI saja atau lembaga pemberdayaan
perempuan (PP), jika perempuan HMI berkualitas ia seharusnya ia tidak di KOHATI
namun berkiprah di HMI, Tengoklah pada suksesi kepemimpinan, masih
sangat jarang kita mengangkat dan menempatkan perempuan pada satu pilihan kesetaraan. Jikapun ada perempuan
memimpin, itu tak lebih karena tidak ada pilihan lain. Biasanya perempuan ditempatkan sebagai
Bendahara. Minim sekali di bagian lainnya, apalagi sampai ketua umum. Tapi, ya
kadangan si HMI-wati masih saja merasa nyaman di zona ini. Persoalan ini,
memang banyak kemungkinan. Bisa saja dari kita memang sudah patriarki sejak pikiran,
atau juga bisa HMI-Wati masih belum bisa dipandang dalam satu pilihan
kesetaraan. Perempuan selalu menuntut kesetaraan namun terkadang justru
perempuan itulah yang membatasi dirinya sendiri, seperti yang sering terlihat
dalam aksi atau diskusi rata-rata pesertanya adalah laki-laki, ada perempuannya
namun tak sebanyak laki-laki, dalam kajian seringkali ingin pulang duluan,
apalagi dalam kajian yang mendominasi adalah laki-laki,kadangan perempuan
merasa malu dan canggung untuk bergabung.
Pada konteks
lainnya, perempuan selalu saja ditempat-perankan di belakang. Anggaplah satu
contoh di kepengurusan ada kegiatan. Terus, dikasih pembagian siapa saja yang
bertugas dalam kegiatan itu. Si Dian jadi pemateri, si Deka jadi moderator, dan
Si Perempuan di dapur:
masak-masak. Pada umumnya memang selalu begini. Jika tidak, karena ada
persoalan lain.Memang tidak ada
salahnya perempuan membantu
masak-masak, itu wilayah perkaderan dan perjuangan HMI pula. Tapi, kalau dapat
peran masak-masak terus -tidak lainnya, itu yang jadi persoalan. Dan ketika
dapat peranan seperti ini terus menurus, jarang ada protes dari kaum perempuan.
Padahal sah-sah saja di antara mereka kalau mau bilang: “Cubo, dindo dikasih
peran lain kando, jangan masak terus. cak jadi moderator atau jadi pemateri cak
itu. Lamo-lamo aku buek warteg bae kalau disuruh masak terus.”
Setelah difikir-fikir
dan menjalani, KOHATI adalah wadah yang sangat menarik dan sebuah keberuntungan
berada didalamnya, sebenarnya tinggal bagaimana orang-orang yang berada
didalamnya (bukan berarti saya sudah sempurna didalamnya ya), layaknya laptop
yang sedang mengetik tulisan ini, jika penggunanya bisa memanfaatkan dengan
baik, maka laptop ini memiliki manfaat yang sangat banyak baik materi maupun
skripsi yang sekarang sedang digarap,hehe. Namun jika tidak bisa menggunakan
laptop ini, maka ya tak akan berguna bahkan akan rusak atau eror. artinya semua kembali ke diri masing-masing.
Untuk para
perempuan atau HMI-Wati mari kita menjadikan KOHATI yang muncul ke permukaan
dan berbicara di depan layar atas nama perkaderan dan perjuangan HMI. Kohati
bukan perempuan biasa. Kalau perempuan biasa, yang kata Kanda kita, kami tahu
sukanya hanya es krim dan cokelat, walaupun lebih suka kepastian. Tapi, Kohati
tidak demikian. Kohati adalah perempuan yang dicitra-dirikan memiliki
kemandiran spritual, intelektual atau pendidikan, politik, sosial budaya, dan
sampai kemandiran di bidang ekomoni. Dan sosok kohati yang digambarkan sebagai
tiang negara, yang apabila perempuan baik maka baiklah negara, dan apabila
perempuan rusak maka rusak pulalah negara . Jayalah KOHATI..!!

Disumur dan didapur. Udah itu aja
BalasHapus😎😃
Kurang satu
Hapustak masuk i sumur kanda dede
BalasHapuscoba kata kadangan diganti dgn "terkadang" dindo, hee
BalasHapusmakasih sarannya yunda
HapusWakwaw
BalasHapusHood
BalasHapusJayalah kohati
BalasHapusBahagialah hmi