Oleh: Fitri Noviyanti
Foto : SD 04 Bang Haji Bengkulu Tengah
Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 2 Mei, bertepatan dengan hari ulang tahun Ki Hadjar Dewantara, pahlawan nasional yang dihormati sebagai bapak pendidikan nasional di Indonesia. Ki Hadjar Dewantara lahir dari keluarga kaya Indonesia selama era kolonialisme Belanda, ia dikenal karena berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu, yang hanya memperbolehkan anak-anak kelahiran Belanda atau orang kaya yang bisa mengenyam bangku pendidikan. Hari nasional ini ditetapkan melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.
Semboyan Ki Hajar Dewantara “Ing Ngarsa Sung Tulada (dari depan, seorang pendidik harus memberikan teladan yang baik). Ing Madya Mangun Karsa (dari tengah, seorang pendidik harus dapat menciptakan prakarsa atau ide). Serta Tut Wuri Handayani (dari belakang, seorang pendidik harus bisa memberi arahan). Makna dari semboyan tersebut sangatlah kompleks dalam Pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan secara sistematis dalam mewujudkan suasana belajar-mengajar agar para peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya. Dengan adanya pendidikan maka seseorang dapat memiliki kecerdasan, akhlak mulia, kepribadian, kekuatan spiritual, dan keterampilan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat. Lalu bagaimana Pendidikan pada zaman sekarang? Pada Hari Pendidikan Nasional tahun 2019 ini silahkan merefleksi masing-masing mengenai pendidikan saat ini, karena pada hari penulis ini tidak akan menggali mengenai hal tersebut. Silahkan lihat, rasakan serta simpulkan sendiri.
Bengkulu, pada hari ini 2 Mei 2019 Sekolahku SD Negeri 04 Bang Haji Desa Air Napal, Kecamatan Bang Haji Kabupaten Bengkulu Tengah rusak dilanda banjir dan longsor pada Sabtu 27 April 2019 lalu bahkan beberapa kelas rata dengan tanah. Banjir dan longsor yang melanda Provinsi Bengkulu ini adalah yang terbesar, banjir melanda diantaranya Kota Bengkulu , Kabupaten Bengkulu Selatan, Kaur, Bengkulu Utara, Rejang Lebong, Lebong , Kepahiang dan Terparah Bengkulu Tengah. Akses antar kotapun lumpuh karna tanah longsor, jalan amblas dan juga jembatan putus. Dari rilis media oleh Genesis Bengkulu banjir ini akibat mulai menurunnya daya serap kawasan terhadap air hujan yang saat ini menurun sehingga menyebebkan sungai meluap. Kawasan sungai telah dibebani dengan izin-izin perkebunan sawit serta pertambangan batu bara yang sebelumya kawasan ini adalah kawasan hutan sehingga hal ini menyebabkan banjir dan tanah longsor.
Bencana melanda Provinsi Bengkulu, bahkan sekolahku lalu lantah diterjang banjir. Pada hari pendidikan sebelumya biasanya kami merayakan dengan berterimakasih kepada guru dengan memberi ucapan, bunga, lomba maupun acara-acara lainnya, namun pada saat ini hari kami berduka. Sekolah rusak, buku-buku pelajaran terendam lumpur, sekolahpun libur, banyak ketertinggalan pelajaran bahkan terganggunya ujian sekolah. Trauma juga dirasakan bagi masyarakat dan anak-anak dimana rumah-rumah hanyut rusak bahkan rata dengan tanah. Ketakutan ketika kedepan akan terjadi lagi. Sudah saatnya kita semua menjaga Alam, apakah menunggu dampaknya baru muncul kesadaran?
Teruntuk para penguasa, hentikan perizinan Tambang dan perkebunan dalam skala besar di Kawasan Hutan Bukit Barisan, hentikan eksploitasi sumber daya alam berbasis industri ekstratif agar kedepannya tidak terjadi banjir dan tanah longsor yang lebih parah. Akibat kepentingan individu dalam memperkaya diri sehingga banyak merugiikan rakyat seperti sekarang ini. Sebagai wakil rakyat seharusnya berdiri atas kepentingan rakyat, jangan hanya sibuk memperkaya diri, bahkan apakah sekarang sibuk dalam memperebutkan kursi rakyat? Pilpres? Atau sibuk kajian pindah ibu kota negara?
Banyak sekolah-sekolah yang rusak, rumah, serta sarana umum lainnya, SD 04 kecamatan Bang Haji adalah salah satu dari sekian banyak sekolah yang rusak akibat banjir. Mereka para anak bangsa harapan para orang tua ingin menjadi anak yang cerdas dan membagakan keluarga, mereka hanya ingin sekolah kembali seperti biasanya dengan bangunan yang layak, buku-buku pelajaran, suasana kelas yang nyaman serta berharap tidak akan terjadi bencana lagi, trauma memang sangat dirasakan, namun kita semua harus bangkit serta harapan bahwa kita semua sadar dan dapat menjadi garda terdepan dalam menyelamatkan dan melestarikan hutan untuk kehidupan yang akan datang dan tidak ada lagi bencana akibat ulah manusia.
Salam Lestari..
Selamat Hari Pendidikan Nasional
Dari sekolah-sekolah Terdampak Bencana
Bengkulu, 02 Mei 2019