Untukmu yang masih menjadi rahasia Tuhan namun sudah tertulis di Lauhul Mahfuz
Ini adalah mimpiku yang tanpa kudiskusikan kepadamu dahulu.
Taukah kau, aku ingin tua bersamamu, tanpa jabatan birokrasi, instansi atau organisasi. Hidup di desa yang ramah tamah, warganya paguyuban di kaki pegunungan. Rumah kita nantinya di puncak kebun teh Kabawetan, balkon kamar bisa melihat lampu-lampu kota Kepahiang di malam hari, serta membuka jendela kamar tampak gagah bukit kaba.
Tak masalah rumah kita berantakan, asalkan pelakunya adalah anak kita.Nanti pagi-pagi kita minum teh ya, atau kau ingin ngopi?.. Aku nanti main gitar sambil memandangmu, kau harus memujiku ya.. atau bisa juga pagi-pagi baca buku.Oia nanti aku yang masak,kamu yang cuci piring ya, aku juga nyuci baju, kamu yang menjemur, aku yang menyapu, kamu mengepel.
Kita menanam sayuran dalam polibek, menaman bunga juga ya, oia sama kaktus. Menyiram tiap pagi dan sore, malamnya ngobrol sambil makan kelanting.
Kerja selelahnya, cari uang secukupnya, tidur secukupnya , makan secukupnya, tapi bersamamu selamanya...
Ini hanyalah sekilas mimpiku, sejujurnya tak akan tertulis romantisme mimpiku bersamamu, siapa tau kau yang entah itu siapa adalah salah satu yang menjadi pembaca tulisan ini...
Setidaknya mengurangi pertanyaanmu soal bagaimana masa depan bersamaku.hehe
Selamat tidur ya, kau juga harus bermimpi..

