Rabu, 02 September 2020

Surat Izin Mimpi

Untukmu yang masih menjadi rahasia Tuhan namun sudah tertulis di Lauhul Mahfuz

Ini adalah mimpiku yang tanpa kudiskusikan kepadamu dahulu.

Taukah kau, aku ingin tua bersamamu, tanpa jabatan birokrasi, instansi atau organisasi. Hidup di desa yang ramah tamah, warganya paguyuban di kaki pegunungan. Rumah kita nantinya di puncak kebun teh Kabawetan, balkon kamar bisa melihat lampu-lampu kota Kepahiang di malam hari, serta membuka jendela kamar tampak gagah bukit kaba.

Tak masalah rumah kita berantakan, asalkan pelakunya adalah anak kita.Nanti pagi-pagi kita minum teh ya, atau kau ingin ngopi?.. Aku nanti main gitar sambil memandangmu, kau harus memujiku ya.. atau bisa juga pagi-pagi baca buku.Oia nanti aku yang masak,kamu yang cuci piring ya, aku juga nyuci baju, kamu yang menjemur, aku yang menyapu, kamu mengepel.

Kita menanam sayuran dalam polibek, menaman bunga  juga ya, oia sama kaktus. Menyiram tiap pagi dan sore, malamnya ngobrol sambil makan kelanting.

Kerja selelahnya, cari uang secukupnya, tidur secukupnya , makan secukupnya, tapi bersamamu selamanya...

Ini hanyalah sekilas mimpiku, sejujurnya tak akan tertulis romantisme mimpiku bersamamu, siapa tau kau yang entah itu siapa adalah salah satu yang menjadi  pembaca tulisan ini...

Setidaknya mengurangi pertanyaanmu soal bagaimana masa depan bersamaku.hehe

Selamat tidur ya, kau juga harus bermimpi..

Sabtu, 15 Februari 2020

"Surat Manis 15 Februari"


Dari : Fitri Noviyanti


Akhir-akhir ini sore selalu hujan, terlebih sampai malam,sungguh melelapkan tidurku.
Malam Minggu dan hujan syahdu dengan rebusan jagung manis sungguh romantis, aku dan kedua orang tuaku sangat menikmatinya sambil nonton TV. Tidak ada obrolan khusus atau serius, santai seperti biasa.
Sejujurnya canggung bila  ngbrol, padahal sudah tersedia jangung manis, walau tak ada teh manis untuk mempermanis lantas untuk mengingat akan ku tulis.

Pak, Mak...
Terimakasih ya sudah merawat & membesarkanku sampai sekarang.
Katamu aku sampai 5 Tahun ngga pernah tidur malem, dengan kebiasaan main lidi di dapur bahkan siangpun tak tidur.
Paling takut suara hujan, angin bahkan suara-suara yang keras.
Tiap malam suka ngajak pulang ,meski dirumah.

Pak, Mak....
Maaf seringkali membuatmu khawatir karna anak perempuanmu sering mendaki gunung, kemah-kemah bahkan nekat ke Semeru padahal masih anak sekolah kala itu.
Maafkan anakmu yang sering pulang malam bahkan tidak pulang karna sibuk organisasi .

Pak, Mak...
Terimakasih telah menyekolahkanku sampai perguruan tinggi, maaf sering membuatmu khawatir karena sering sakit, maaf jika jarang pulang kerumah karena sibuk organisasi, maaf juga kalau demo tak pamit.

Pak, Mak...
Anakmu sekarang telah tumbuh menjadi perempuan dewasa, namun dihadapan kalian aku masihlah gedok/denok (panggilan dirumah) yang kecil, yang tidur kadang masih minta kelon, atau tidur diselimuti dijagain biar ga digigit nyamuk.

Pak, Mak...
Terimakasih ya, maaf belum bisa membelikanmu mobil biar tak kehujanan , maafkan belum bisa menyuruhmu duduk manis menimang cucu.
Semoga aku terus disampingmu, mengajakmu naik pesawat seperti yang kau bilang padaku kala itu
"Enak la Yo dok kamu sering naik pesawat gratis dari dulu, ke Jawa, ke Medan , kapanlah pak e dan Mak e naik pesawat"
Semoga nanti bisa naik pesawat bareng yah, entah ke Jawa atau ke Tanah suci..aminn

Pak, Mak ...
Terimakasih telah menerimaku dalam kondisi apapun, aku bangga menjadi anak kalian. Semoga anak-anakmu ini bisa menemani kalian selalu, do'a ku agar selalu dekat dengan kalian & merawat kalian...

Pak, Mak...
Terimakasih..
Aku mencintai kalian..
Terimakasih telah melahirkan Perempuan Keren sepertiku ke dunia ini..

Malam Minggu, 15 Februari 2020

Surat Izin Mimpi

Untukmu yang masih menjadi rahasia Tuhan namun sudah tertulis di Lauhul Mahfuz Ini adalah mimpiku yang tanpa kudiskusikan kepadamu dahulu. T...